Berita

Tanggal Terbit: 17-09-2023

KLHK Gelar Kemah Bakti Pertikawan Regional Sumatera Di Merangin Jambi



Kegiatan ini merupakan komitmen dan konsistensi kerja seluruh pemangku Saka Kalpataru dan Wanabakti, beserta segenap peserta didik Gerakan Pramuka di regional Sumatera dalam berkontribusi pada pengembangan keberlanjutan dan pengendalian perubahan iklim.

Pertikawan Regional Sumatera yang diikuti 576 peserta kontingen dari 10 Kwartir Daerah se-Sumatera ini, diisi dengan kegiatan bakti yang diharapkan menjadi solusi permasalahan lingkungan yang dihadapi regional Sumatera. 

Kegiatan bakti yang menjadi sesi pengabdian segenap pramuka Saka Wanabakti dan Saka Kalpataru se-Sumatera, sekaligus simpul awal jejaring kerja keberlanjutan pramuka dengan berbagai pemangku kepentingan terkait di Sumatera, khususnya dengan pemerintah daerah Kabupaten Merangin sebagai tuan rumah kegiatan yang luar biasa ini.

Sebagaimana disampaikan Bambang Hendroyono, Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) selaku Ketua Pimpinan Saka Wanabakti dan Kalpataru Tingkat Nasional yang diwakili Staf Ahli Menteri LHK Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam, Tasdiyanto, saat pembukaan acara (17/9) di Merangin - Jambi, bahwa Pertikawan ini bukan sakadar kegiatan pramuka. Namun juga kerja kolaborasi multi pihak, baik antar kontingen daerah, maupun kerjasama antara pramuka dengan pemerintah daerah, termasuk dengan aktivis dan penggiat lingkungan yang memiliki visi yang sama, seperti Merangin Jambi UNESCO Global Geopark, begitupun dengan masyarakat adat dan masyarakat umum yang pada hari ini telah menyadari betul pentingnya kerja bersama dan kolaborasi untuk kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya yang lebih baik.

Dalam kegiatan yang mengusung slogan dari Taman Bumi Merangin Jambi untuk Sumatera yang Lestari dan Sejahtera ini, Tasdiyanto juga menyampaikan bahwa saat ini dunia tengah menghadapi krisis lipat tiga (three planetary crisis) yakni perubahan iklim, biodiversity loss, dan polusi. Oleh karena itu, seluruh elemen masyarakat tanpa kecuali, baik yang ada di desa maupun yang tinggal di wilayah urban, harus aware dan dapat meningkatkan adaptasi dalam kaitannya dengan ketahanan iklim.
 
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah mengambil langkah maju dalam pengendalian perubahan iklim, salah satunya adalah inisiasi Indonesia’s FOLU Net Sink 2030. Kita berupaya serius agar program nasional ini dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Langkah strategis yang tengah kita lakukan yaitu menyusun Rencana Operasional Sub Nasional FOLU Net Sink di seluruh Provinsi, penyiapan regulasi, dan implementasi berbagai program/kegiatan yang selaras dengan rencana operasional FOLU Net Sink 2030 nasional dan rencana operasional sub nasional. Untuk itu, saya minta kepada Kakak-Kakak semua untuk mendukung penuh KLHK dalam mengimplementasikan FOLU Net Sink 2030 kepada masyarakat, khususnya Generasi Muda kita.
 
Pemerintah pusat dan daerah memiliki penekanan tugas yang sama tentang implementasi agenda keberlanjutan. Kita perlu mendorong terbentuknya kolaborasi-kolaborasi multi pihak, mulai tingkat desa, hingga ke regional. Untuk mewujudkannya, pelibatan generasi muda penegak pandega adalah salah satu strategi paling efektif dan efisien yang bisa kita upayakan bersama.

Anggota Saka Wanabkti dan Saka Kalpataru yang saat ini kita amongi adalah sebagian dari generasi Z negri ini, jumlahnya 27,94 persen dari seluruh penduduk Indonesia. Merekalah generasi yang hari ini jumlahnya paling dominan, dan menjadi generasi yang paling menentukan untuk sukses tidaknya upaya pengendalian perubahan iklim kedepan, jelasnya.
 
Dikatakan Tasdiyanto, adik-adik pramuka yang ada hari ini adalah mereka yang akan melakukan akselerasi kerja dalam menghadapi semua tantangan lingkungan dan krisis iklim. Mereka juga yang dalam lima sampai 10 tahun ke depan akan memimpin kita semua dalam mitigasi krisis iklim, dan memastikan keberlangsungan sumber daya alam Indonesia di masa depan. 

“Melalui Pertikawan ini, kita akan menyatukan semangat keberlanjutan kita semua untuk membela dan menjaga alam dan lingkungan Indonesia. Langkah kecil pramuka-pramuka dan gerak kolaborasi bersama masyarakat, akan berdampak nyata terhadap upaya nyata pengendalian perubahan iklim untuk Indonesia yang maju dan lestari,” pungkas Tasdiyanto.

Pertikawan Regional Sumatera 2023 dilaksanakan di Jambi karena provinsi Jambi, khususnya Kabupaten Merangin, memiliki beberapa percontohan kampung iklim dan masyarakat adat penjaga hutan adat. Bahkan Geopark Merangin meraih peringkat pertama dunia untuk kategori Best Practice Award 2023, pada acara Anugerah UNESCO Global Geopark yang dilaksanakan di Marakesh – Maroko, Minggu, 10 September 2023 lalu.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Jambi sekaligus Ketua Majelis Pembimbing Daerah Gerakan Pramuka Jambi, Al Haris, saat membuka acara menyebutkan bahwa kegiatan Pertikawan Regional Sumatera tahun 2023 ini dirangkai dengan pembukaan Pekan Kebudayaan Daerah Geopark Manifesto Art, dan Festival Ekonomi Kreaktif Tahun 2023.

Haris mengucapkan selamat datang di Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi kepada seluruh peserta Pertikawan Regional Sumatera Tahun 2023 dan seluruh tamu undangan.

“Selamat berbaur dan bersilaturahmi dalam perkemahan yang tentunya membawa manfaat penting bagi seluruh peserta,” ujarnya.

Selain di Jambi, kegiatan lima tahunan ini juga 
akan digelar di 5 Regional lainnya, yaitu Pertikawan Regional Jawa, Regional Kalimantan, Regional Bali dan Nusra, Regional Sulawesi Maluku dan Regional Papua. 

Turut hadir dalam acara pembukaan ini perwakilan dari Pemerintah Provinsi Jambi, Pemda Merangin, UPT KLHK, Universitas Jambi, Para Narasumber Seminar Internasional, Komite Nasional Geopark Indonesia untuk UNESCO, Para Pemimpin Kontingen Daerah Pertikawan Regional Sumatera 2023, serta Peserta Pertikawan Regional Sumatera 2023.(*)
__________________________

Jakarta, KLHK, 17 September 2023

SIARAN PERS
Nomor: SP. 308/HUMAS/PPIP/HMS.3/09/2023

Pengunjung

Total

24780

Tahun ini

472

Bulan

31

Hari ini

1