Berita

Tanggal Terbit: 30-04-2024

Menteri LHK-Wamenlu Norwegia Berbagi Info Kemajuan Aksi Iklim Indonesia



Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya menerima kunjungan Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Norwegia, Andreas Motzfeldt Kravik di Manggala Wanabakti, Jakarta (30 April 2024). Pada kesempatan ini, Menteri Siti menyampaikan kemajuan kerja sama antara Indonesia dan Norwegia dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya/Forestry and Other Land Use (FOLU).

 

Pada tanggal 12 September 2022 yang lalu di Jakarta, Indonesia dan Norwegia menyepakati kemitraan baru  yang diimplementasikan dalam bentuk Memorandum of Understanding (MoU) dalam mendukung upaya Indonesia mengurangi emisi GRK dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya. MoU ini akan memperkuat upaya Indonesia dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.

 

"Indonesia dan Norwegia memiliki hubungan yang kuat berdasarkan prinsip saling menghormati, saling percaya, dan saling memberikan manfaat. Selama bertahun-tahun, kerja sama di bidang lingkungan hidup, kehutanan dan iklim telah berkembang," ucap menteri Siti.

 

Ruang lingkup kerja sama dalam MoU ini meliputi: (1)  Pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan dengan melindungi dan mengelola hutan dengan partisipasi masyarakat, termasuk masyarakat adat; (2) Peningkatan kapasitas untuk memperkuat penyerapan karbon hutan alam melalui pengelolaan hutan lestari, rehabilitasi hutan dan perhutanan sosial; (3) Konservasi keanekaragaman hayati; (4) Pengurangan emisi gas rumah kaca dari kebakaran dan dekomposisi lahan gambut; dan (5) Penguatan penegakan hukum.

 

Sebagai implementasi MoU tersebut, pada 19 Oktober 2022 di Jakarta telah ditandatangani Contribution Agreement (CA) mengenai Kontribusi Berbasis Hasil/Result-Based Contribution (RBC) Penurunan Emisi berdasarkan MoU Kemitraan dalam Mendukung Upaya Indonesia Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca dari Kehutanan dan Penggunaan Lahan Lainnya. CA tersebut ditandatangani oleh Direktur Utama Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) Indonesia dan Duta Besar Norwegia untuk Indonesia.

 

"Kontribusi Berbasis Hasil fase ke-1 kerja sama ini menandai tonggak penting dalam perjalanan menuju pengelolaan lingkungan dan ketahanan iklim," terang Menteri Siti.

 

Berdasarkan CA yang ditandatangani pada Oktober 2022, Norwegia telah melakukan Result-Based Contribution (RBC) pertamanya kepada Indonesia, sejumlah USD 56 juta pada tahun 2022. Hal tersebut merupakan pengakuan terhadap kinerja luar biasa Indonesia dalam mengurangi deforestasi dan degradasi hutan selama periode 2016 hingga 2017. 

 

Indonesia dan Norwegia telah melakukan verifikasi independen terhadap Emission Reduction Report (ERR) Indonesia untuk pengurangan deforestasi dan degradasi hutan pada tahun 2017/2018 dan 2018/2019. Verifikasi tersebut merupakan rangkaian proses pembayaran kontribusi tahap dua dan tiga senilai USD 100 juta, untuk periode tahun 2017/2018 dan tahun 2018/2019. 

 

Pada 1 Desember 2023, Perdana Menteri Norwegia, Jonas Gahr Støre, mengumumkan result-based contribution sebesar 100 juta dolar AS untuk mendukung upaya Indonesia dalam mengurangi deforestasi di COP28 Dubai. Indonesia, pemimpin global dalam penurunan tingkat deforestasi, mencapai tingkat terendah dalam 20 tahun. Result-based contribution ini mencerminkan keberhasilan upaya Indonesia dalam mengurangi emisi dari deforestasi.

 

Pada 13 Desember 2023 telah dilaksanakan penandatanganan separate addenda CA BC for
Emissions Reductions (addendum Contribution Agreement) tahap 2 dan tahap 3 untuk periode tahun 2017/2018 dan 2018/2019 antara BPDLH dan Duta Besar Norwegia mewakili Kementerian Luar Negeri Norwegia. Norwegia telah mentransfer RBC tahap 2 dan tahap 3 sebesar USD 100 juta pada akhir Desember 2023 dan awal Januari 2024. Sehingga total dana RBC Norwegia sebesar USD 156 juta telah direalisasikan.

 

Menteri Siti menyatakan, keberhasilan pemenuhan CA, yang didukung oleh pengurangan emisi dari penggunaan hutan dan lahan yang terverifikasi, menggarisbawahi manfaat nyata bagi masyarakat dan kemajuan Indonesia sesuai dengan kerangka tata kelola yang ada.

 

"Pencapaian ini harus dikelola dengan hati-hati, Indonesia membuktikan aksi iklimnya dengan hasil yang nyata, menggarisbawahi komitmen yang lebih dari sekadar janji. Dengan penurunan deforestasi yang signifikan, Indonesia memimpin upaya global dan tetap tegas dalam memastikan sektor kehutanan penggunaan lahan lainnya berkontribusi terhadap pengurangan emisi GRK nasional hingga sebesar 60 persen," ungkap Menteri Siti.

 

Menteri Siti juga menyampaikan apresiasinya kepada Norwegia yang telah memotivasi Indonesia untuk lebih efektif lagi dalam upaya-upaya serius Indonesia dalam penurunan deforestasi dan degradasi hutan.

 

"Terima kasih kepada Norwegia yang telah memotivasi kami untuk menjadi lebih efektif. kami sangat mengapresiasi kerja sama kedua pihak yang saling memberikan manfaat," ucap Menteri Siti.

 

Menanggapi Menteri Siti, Wamenlu Kravik menyatakan bahwa, pihaknya mengagumi FOLU Net Sink 2030 yang ambisius. "Kita menandatangani MoU untuk mendukung FOLU Net Sink 2030, ini bukan MoU kosong. Kita berdua bertujuan untuk mewujudkan dan menerjemahkan MoU kami menjadi hasil yang dapat dicapai," ucap Wamenlu Kravik.

 

Wamenlu Kravik juga menyatakan bahwa Norwegia mengakui Indonesia, tidak hanya sebagai pemimpin global dalam memerangi deforestasi namun juga pemimpin global dalam hal menjamin kelestarian keanekaragaman hayati.

 

Dalam linimasa X yang diunggahnya usai bertemu Menteri Siti, Wamenlu Kravik merasa bangga dan terhormat dapat bertemu dengan Menteri LHK, Siti Nurbaya di Jakarta. Dirinya menyampaikan bahwa deforestasi di Indonesia telah mencapai rekor terendah di bawah kepemimpinan Menteri Siti

 

“Ini sungguh menginspirasi. Norwegia sangat mengapresiasi kerja sama iklim dan hutan dengan Indonesia,” cuit Wamenlu Kravik(*)
_________
Jakarta, KLHK, 30 April 2024

Pengunjung

Total

24656

Tahun ini

348

Bulan

14

Hari ini

1